Seorang Nenek Kepergok Mesum Bersama Pacarnya - Tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Istilah itu pantas disandang seorang wanita paruh baya berinisial Nr (50), warga Jl Urip Sumoharjo (eks Jl Kebaktian), Samarinda Ilir. Pasalnya Nr yang memiliki 2 anak dan seorang cucu itu, nekat berbuat mesum dengan seorang lelaki bernisial Rt (30) di dalam rombong jualannya di kawasan Jl P Banda, Samarinda Ilir, Rabu (17/2) sekitar pukul 01.30 Wita dini hari kemarin.
Akibat ulah mereka, Nr dan Rt yang telah berpacaran sejak tiga bulan belakangan ini, nyaris dihakimi warga. Karena beberapa warga sekitar geram melihat kelakuan dua sejoli yang tengah dimabuk asmara itu, yang berbuat mesum di lingkungan tempat tinggal mereka.
Andai saja anggota Polsekta Samarinda Ilir terlambat tiba di tempat kejadian, Nr dan Rt yang tak mau keluar meski diperintahkan warga, bisa saja meregang nyawa. Soalnya, warga yang geram, sudah berencana membakar rombong itu. Untuk mengamankan Nr dan Rt dari amukan warga, petugas menggelandang keduanya ke Pos Polisi Mulawarman, Polsekta Samarinda Ilir.
Keterangan yang dihimpun Sapos di tempat kejadian, perbuatan Nr dan Rt terbongkar karena warga curiga melihat tingkah keduanya memasuki rombong jualan yang sudah tutup. Padahal jika dipikir, untuk satu orang saja sukar beraktivitas di rombong berukuran kecil itu. Terlebih warga mengetahui selama ini Nr adalah seorang janda dan belum memiliki pasangan resmi. Warga lantas mengintai ulah Nr dan Rt dari kejauhan.
Kecurigaan warga makin menjadi, karena keduanya mengunci pintu rombong dari dalam. Beberapa warga yang melakukan pengintaian segera memberitahukan ke warga lain. Hingga hanya dalam hitungan menit puluhan warga sudah berkumpul di sekitar rombong jualan Nr.
Khawatir terjadi hal tak diinginkan karena diantara warga ada yang berniat hendak menghakimi dan membakar rombong milik Nr, kejadian itu lalu dilaporkan ke kantor polisi. Sejumlah petugas yang mendapat laporan bergegas datang.
Begitu tiba petugas segera mengetuk pintu rombong milik Nr. Cukup lama petugas menggedor, barulah Nr dan Rt yang ada di dalamnya keluar. Ketika melihat warga dan petugas sudah berada di depan rombong, Nr serta Rt pun terlihat gugup. Apalagi ketika warga mencecar Rt dan Nr dengan beberapa pertanyaan seputar kegiatan yang mereka lakukan di dalam rombong hingga terlambat membuka pintu.
"Saat pintu dibuka pakaian yang dikenakan keduanya (Nr dan Rt, Red) masih rapi. Tapi keduanya terlihat berkeringat dan gugup ketika kami tanya apa yang mereka lakukan di rombong itu," ujar salah seorang petugas yang enggan namanya disebutkan.
Nr dan Rt akhirnya mengakui telah melakukan perbuatan tak seharusnya saat diinterogasi petugas di kantor polisi. "Biasanya kami melakukannya di salah satu hotel melati. Tapi karena tak ada uang dan sudah 'kebelet' makanya berani di dalam rombong itu," kata Rt malu-malu di hadapan petugas yang memintainya keterangan.
Kapoltabes Samarinda Kombes Pol M Arkan Hamzah, melalui Kapolsekta Samarinda Ilir Iptu Hasugian mengungkapkan, mereka terpaksa membawa Nr dan Rt untuk diamankan dari amukan warga. "Selanjutnya kami akan memanggil keluarga keduanya, untuk merundingkan langkah terbaik yang akan diambil guna penyelesaian kejadian ini. Keduanya juga akan kami data dan bina supaya kejadian serupa tak terulang lagi," tandas Hasugian. (sapos.co.id)
Akibat ulah mereka, Nr dan Rt yang telah berpacaran sejak tiga bulan belakangan ini, nyaris dihakimi warga. Karena beberapa warga sekitar geram melihat kelakuan dua sejoli yang tengah dimabuk asmara itu, yang berbuat mesum di lingkungan tempat tinggal mereka.
Andai saja anggota Polsekta Samarinda Ilir terlambat tiba di tempat kejadian, Nr dan Rt yang tak mau keluar meski diperintahkan warga, bisa saja meregang nyawa. Soalnya, warga yang geram, sudah berencana membakar rombong itu. Untuk mengamankan Nr dan Rt dari amukan warga, petugas menggelandang keduanya ke Pos Polisi Mulawarman, Polsekta Samarinda Ilir.
Keterangan yang dihimpun Sapos di tempat kejadian, perbuatan Nr dan Rt terbongkar karena warga curiga melihat tingkah keduanya memasuki rombong jualan yang sudah tutup. Padahal jika dipikir, untuk satu orang saja sukar beraktivitas di rombong berukuran kecil itu. Terlebih warga mengetahui selama ini Nr adalah seorang janda dan belum memiliki pasangan resmi. Warga lantas mengintai ulah Nr dan Rt dari kejauhan.
Kecurigaan warga makin menjadi, karena keduanya mengunci pintu rombong dari dalam. Beberapa warga yang melakukan pengintaian segera memberitahukan ke warga lain. Hingga hanya dalam hitungan menit puluhan warga sudah berkumpul di sekitar rombong jualan Nr.
Khawatir terjadi hal tak diinginkan karena diantara warga ada yang berniat hendak menghakimi dan membakar rombong milik Nr, kejadian itu lalu dilaporkan ke kantor polisi. Sejumlah petugas yang mendapat laporan bergegas datang.
Begitu tiba petugas segera mengetuk pintu rombong milik Nr. Cukup lama petugas menggedor, barulah Nr dan Rt yang ada di dalamnya keluar. Ketika melihat warga dan petugas sudah berada di depan rombong, Nr serta Rt pun terlihat gugup. Apalagi ketika warga mencecar Rt dan Nr dengan beberapa pertanyaan seputar kegiatan yang mereka lakukan di dalam rombong hingga terlambat membuka pintu.
"Saat pintu dibuka pakaian yang dikenakan keduanya (Nr dan Rt, Red) masih rapi. Tapi keduanya terlihat berkeringat dan gugup ketika kami tanya apa yang mereka lakukan di rombong itu," ujar salah seorang petugas yang enggan namanya disebutkan.
Nr dan Rt akhirnya mengakui telah melakukan perbuatan tak seharusnya saat diinterogasi petugas di kantor polisi. "Biasanya kami melakukannya di salah satu hotel melati. Tapi karena tak ada uang dan sudah 'kebelet' makanya berani di dalam rombong itu," kata Rt malu-malu di hadapan petugas yang memintainya keterangan.
Kapoltabes Samarinda Kombes Pol M Arkan Hamzah, melalui Kapolsekta Samarinda Ilir Iptu Hasugian mengungkapkan, mereka terpaksa membawa Nr dan Rt untuk diamankan dari amukan warga. "Selanjutnya kami akan memanggil keluarga keduanya, untuk merundingkan langkah terbaik yang akan diambil guna penyelesaian kejadian ini. Keduanya juga akan kami data dan bina supaya kejadian serupa tak terulang lagi," tandas Hasugian. (sapos.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar