Foto Bugil Siswi SMK Tebet - Nasib RN (16) siswi kelas dua SMK di daerah Tebet, Jakarta Selatan, bisa dibilang tragis. Sudah dinodai oleh laki-laki yang sebaya dengan ayahnya, foto bugilnya pun disebar di sekolah.
Selain RN, tiga rekannya yakni DL (15), FR (16) dan NY (17) juga menjadi korban laki-laki yang sama. Oleh pelaku, foto-foto bugil para ABG ini juga disebar di sekolah mereka masing-masing. Para ABG ini akhirnya memilih tidak bersekolah lagi.
Jumat (29/1) ditemani orangtuanya RN mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak. Menurut pengakuan warga kampung Melayu ini, selama menjadi "ainan" Wempi alias Putra (56), RN tidak berdaya. Usai kegadisannya direnggut pertama kali oleh laki-laki yang pantas menjadi ayahnya itu, RN harus menuruti keinginan Wempi yang mengancam kalau menolak ajakannya foto bugil RN akan disebar di internet.
RN berkisah, perkenalan dengan Wempi diawali pada Oktober 2009. Di benaknya, Wempi dikenal sebagai pria baik karena kerap mengajak makan di restoran dan selalu memberi uang Rp400.000 sampai Rp500.000. “Ada dua sampai tiga kali diajak makan sama dia,” ujar RN.
Karena tidak curiga, RN tidak menolak ketika diajak bertemu pada hari-hari berikutnya. Di pertemuan kedua, RN yang datang bersama rekannya itu diberi uang lebih besar Rp500.000. Masih tidak curiga juga, RN yang selalu bertemu Wempi setelah pulang sekolah, akhirnya diajak ke sebuah wisma.
Kepada wartawan, RN mengaku kaget saat dibawa ke dalam wisma. Pertama kali dibawa ke sana, ia dipaksa foto dalam keadaan bugil . RN juga diancam untuk tidak mengadukan perbuatan tidak senonoh Wempi ke orang lain. Jiak sampai bercerita, maka foto bugilnya akan disebar.
Menurut keterangan HS (47), ibunda RN, sejak bertemu Wempi anaknya selalu pulang telat. "Dia jadi pinter bohong. Biasanya pulang sore, ini pulang jam tujuh malam. Alasannya nyari PKL. Ya saya percaya saja," kata HS saat ditemui di Komisi Nasional Perlindungan Anak, Jumat (29/1). Ia datang untuk mengadukan nasib anaknya yang dinodai Wempi.
BOLOS 18 HARI
Kasus pencabulan terhadap ABG itu terungkap karena HS dihubungi guru sekolah anaknya. Guru itu menanyakan keberadaan RN yang sudah 18 hari tidak masuk sekolah. "Gurunya nanya, apa RN punya bapak angkat. Saya bilang enggak kok," lanjut HS.
Kepada Komnas Perlindungan Anak, RN mengadukan kasusnya yang kini sudah ditangani Kepolisian Daerah Metro Jaya. RN juga membenarkan bahwa dirinya sudah tidak masuk sekolah sejak kasusnya terbongkar, Januari 2010 ini. "Saat ini RN berhenti sekolah, namun kami tetap mendukungnya untuk terus sekolah. Saat ini proses hukumnya masih di polisi," ujar Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jakarta Timur, Hardianto, yang juga hadir mendampingi RN dan orangtuanya.
Menurut Hardianto, selain RN, ada tiga orang pelajar putri lainnya yang diperlakukan tidak senonoh oleh Wempi. Mereka adalah DL (15), FR (16), NY (17). Ketiga rekan RN itu bersekolah di daerah Jatinegara, Jakarta Timur.
Ayahanda RN, SGN (48) berharap pelaku yang telah menodai anaknya tersebut dihukum seberat-beratnya. “Semoga dihukum sebera-beratnya,” kata GN yang seorang pedagang keliling tersebut.
MENGAKU DOKTER
Pelaku yang sudah mendekam di tahanan polisi ini mengaku berprofesi sebagai dokter bedah. Dia ditangkap sepekan lalu atas laporan salah seorang korban bernama LN.
Kepada wartawan, LN mengaku mengenal Wempi tiga bulan lalu. “Saya bertemu dengan Wempi saat makan di warung makan di kawasan Prumpung, Jatinegara, Jakarta Timur. Dari pertemuan itu saya tukeran nomor ponsel. Saat berkenalan dia mengaku sebagai dokter bedah. Lalu dia (Wempi) ngajak jalan,’ ujar LN.
LN mau saja saat diajak makan di Pasar Festival, Jakarta Selatan. Saat sudah akrab, LN mengajak RN untuk bertemu dengan Wempi. Pasalnya Wempi dianggap baik, karena sering memberi uang dan ponsel. Kebaikan Wempi itu berlanjut dengan mengajak LN dan RN untuk berhubungan intim.
Bahkan LN pernah diajak Wempi ke Batam untuk suatu urusan bisnis. Di sana LN kembali disetubuhi dengan diberi uang dalam bentuk dollar AS. Namun LN tidak jumlah uang yang diberikan Wempi. "Saya nggak tahu kenapa saya mau saja digituin, kayaknya saya disantet deh," ujar ABG berkulit putih yang masih duduk di kelas satu SMK di kawasan Jatinegara itu. Menurut RN, korban Wempi diduga sudah belasan orang.
Selain RN, tiga rekannya yakni DL (15), FR (16) dan NY (17) juga menjadi korban laki-laki yang sama. Oleh pelaku, foto-foto bugil para ABG ini juga disebar di sekolah mereka masing-masing. Para ABG ini akhirnya memilih tidak bersekolah lagi.
Jumat (29/1) ditemani orangtuanya RN mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak. Menurut pengakuan warga kampung Melayu ini, selama menjadi "ainan" Wempi alias Putra (56), RN tidak berdaya. Usai kegadisannya direnggut pertama kali oleh laki-laki yang pantas menjadi ayahnya itu, RN harus menuruti keinginan Wempi yang mengancam kalau menolak ajakannya foto bugil RN akan disebar di internet.
RN berkisah, perkenalan dengan Wempi diawali pada Oktober 2009. Di benaknya, Wempi dikenal sebagai pria baik karena kerap mengajak makan di restoran dan selalu memberi uang Rp400.000 sampai Rp500.000. “Ada dua sampai tiga kali diajak makan sama dia,” ujar RN.
Karena tidak curiga, RN tidak menolak ketika diajak bertemu pada hari-hari berikutnya. Di pertemuan kedua, RN yang datang bersama rekannya itu diberi uang lebih besar Rp500.000. Masih tidak curiga juga, RN yang selalu bertemu Wempi setelah pulang sekolah, akhirnya diajak ke sebuah wisma.
Kepada wartawan, RN mengaku kaget saat dibawa ke dalam wisma. Pertama kali dibawa ke sana, ia dipaksa foto dalam keadaan bugil . RN juga diancam untuk tidak mengadukan perbuatan tidak senonoh Wempi ke orang lain. Jiak sampai bercerita, maka foto bugilnya akan disebar.
Menurut keterangan HS (47), ibunda RN, sejak bertemu Wempi anaknya selalu pulang telat. "Dia jadi pinter bohong. Biasanya pulang sore, ini pulang jam tujuh malam. Alasannya nyari PKL. Ya saya percaya saja," kata HS saat ditemui di Komisi Nasional Perlindungan Anak, Jumat (29/1). Ia datang untuk mengadukan nasib anaknya yang dinodai Wempi.
BOLOS 18 HARI
Kasus pencabulan terhadap ABG itu terungkap karena HS dihubungi guru sekolah anaknya. Guru itu menanyakan keberadaan RN yang sudah 18 hari tidak masuk sekolah. "Gurunya nanya, apa RN punya bapak angkat. Saya bilang enggak kok," lanjut HS.
Kepada Komnas Perlindungan Anak, RN mengadukan kasusnya yang kini sudah ditangani Kepolisian Daerah Metro Jaya. RN juga membenarkan bahwa dirinya sudah tidak masuk sekolah sejak kasusnya terbongkar, Januari 2010 ini. "Saat ini RN berhenti sekolah, namun kami tetap mendukungnya untuk terus sekolah. Saat ini proses hukumnya masih di polisi," ujar Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jakarta Timur, Hardianto, yang juga hadir mendampingi RN dan orangtuanya.
Menurut Hardianto, selain RN, ada tiga orang pelajar putri lainnya yang diperlakukan tidak senonoh oleh Wempi. Mereka adalah DL (15), FR (16), NY (17). Ketiga rekan RN itu bersekolah di daerah Jatinegara, Jakarta Timur.
Ayahanda RN, SGN (48) berharap pelaku yang telah menodai anaknya tersebut dihukum seberat-beratnya. “Semoga dihukum sebera-beratnya,” kata GN yang seorang pedagang keliling tersebut.
MENGAKU DOKTER
Pelaku yang sudah mendekam di tahanan polisi ini mengaku berprofesi sebagai dokter bedah. Dia ditangkap sepekan lalu atas laporan salah seorang korban bernama LN.
Kepada wartawan, LN mengaku mengenal Wempi tiga bulan lalu. “Saya bertemu dengan Wempi saat makan di warung makan di kawasan Prumpung, Jatinegara, Jakarta Timur. Dari pertemuan itu saya tukeran nomor ponsel. Saat berkenalan dia mengaku sebagai dokter bedah. Lalu dia (Wempi) ngajak jalan,’ ujar LN.
LN mau saja saat diajak makan di Pasar Festival, Jakarta Selatan. Saat sudah akrab, LN mengajak RN untuk bertemu dengan Wempi. Pasalnya Wempi dianggap baik, karena sering memberi uang dan ponsel. Kebaikan Wempi itu berlanjut dengan mengajak LN dan RN untuk berhubungan intim.
Bahkan LN pernah diajak Wempi ke Batam untuk suatu urusan bisnis. Di sana LN kembali disetubuhi dengan diberi uang dalam bentuk dollar AS. Namun LN tidak jumlah uang yang diberikan Wempi. "Saya nggak tahu kenapa saya mau saja digituin, kayaknya saya disantet deh," ujar ABG berkulit putih yang masih duduk di kelas satu SMK di kawasan Jatinegara itu. Menurut RN, korban Wempi diduga sudah belasan orang.